A. Pengantar
Kurikulum terbaru (KTSP) telah diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia. Penerapan kurikulum baru ini membawa konsekuensi berbagai macam perubahan. Perubahan-perubahan itu termasuk pendekatan dan strategi pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dengan metode ceramah perlu diganti dengan pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif. Pendekatan pembelajaran inovatif paling favorit adalah pendekatan pembelajaran yang bernuansa CTL (Contextual Teaching and Learning).
B. Apa itu pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual atau CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya denagn penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Departemen Pendidikan Nasional Direktorat jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2002 : 1).
Dengan metode CTL diharapkan pembelajaran lebih bermakna bagi anak. Pendekatan ini merupakan proses pembelajaran secara alamiah, dimana siswa belajar, bekerja dan mengalami sendiri, bukan lagi model pembelajaran John Locke dimana guru mentransfer pengetahuannya kepada siswa. Model pembelajaran seperti ini berarti mementingkan prose daripada hasil.
Prinsip dalam pembelajaran kontekstual atau CTL adalah:
· Real-world learning
· Mengutamakan pengalaman nyata
· Student center
· Siswa aktif, kritis dan kreatif
· Pengetahuan bermakna dalam kehidupan
· Perubahan perilaku
· Hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengn tes
C. Model Pendekatan Pembelajaran Inovatif bernuansa CTL
· Reading Guide (Penuntun Bacaan)
Model ini sangat cocok untuk memahami isi bacaan dalam buku teks atau bacaan lain.
Langkah-langkah:
ü Tentukan bacaan yang akan dipelajari
ü Buat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab atau kisi-kisi untuk mengerjakan permasalahan berdasarkan bacaan yang telah ditentukan.
ü Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan yang telah disiapkan
ü Tugas peserta didik, mempelajari bacaan dengan menjawab pertanyaan atau memecahkan permasalahan. Kegiatan ini bisa individu atau kelompok.
ü Batasi aktivitas para peserta didik, sehingga tidak memakan waktu berlebihan.
· Active Debate
Active debate sanagta membantu untuk membahas topik-topik kontroversi atau adanay bermacam-macam teori terhadap suatu masalah.
· Group Resume
Model ini tepat untuk mengembangkan kerjasama, diskusi dan latihan mempresentasikan suatu masalah di depan kelas.
Langkah-langkah:
ü Bagilah peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil
ü Berikan permasalahan
ü Setiap kelompok membahas dan memecahkan permasalahan yang diterima dan kemudian membuat resume
ü Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan dan kelompok lain menanggapi.
ü Berikan respon dan kesimpulan dari materi yang telah dikaji.
· Jigsaw
Langkah-langkah:
ü Bagilah kelas dalam kelompok-kelompok bersifat heterogen, dilihat dari segi kemampuannya. Kelompok ini dinamakan home teams (kelompok asal).
ü Siapkan bahan ajar dalam bentuk teks, gambar-gambar beberapa set dengan jumlah kelompok dalam kelas.
ü Tiap peserta didik bertanggung jawab mempelajari suatu bagian dari bahan ajar.
ü Setiap peserta didik yang mendapat bagian sama dari masing-masing kelompok yang berbeda berkumpul untuk saling membantu mengkajibahan yang menjadi tanggung jawab. Kumpulan peserta didik ini disebut dengan kelompok pakar (expert group).
ü Kelompok home teams mendiskusikan hasil kajian yang diperoleh dari kelompok pakar. Untuk memperluas wawasan, kalau waktu cukup, beberapa kelompok bisa presentasi untuk mendapatkan masukan dari kelompok alin.
ü Setelah guru melakuakn evaluasi mengenal bahan yang telah dipelajari.
· Picture and Picture
Model ini sanagt tepat untuk menanamkan konsep.
Langkah-langkah:
ü Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai
ü Guru menyajikan materi sbg penagntar
ü Guru menunjukkan gambar-gambar
ü Guru menunjuk siswa bergantian mengurutkan gambar menjadi urutan logis.
ü Guru menanyakan alasan pengurutan gambar
ü Dari urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep.
· Cooperative Script
Model ini tepat untuk mengembangkan pembelajaran berpasangan, rasa tanggung jawab dan memupuk kepercayaan diri.
Langkah-langkah:
ü Guru membagi siswa berpasangan
ü Guru memberikan wacana untuk dibaca ringkas
ü Guru/siswa menetapkan siapa yang pertama sbg pembicara dan siapa sbg pendengar
ü Pembicara menyampaikan ringkasan dg memasukkan ide-ide pokok, pendengr: menyimak, mengoreksi, melengkapi.
ü Bertukar peran
ü Kesimpulan guru
D. Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas
2 komentar:
Semoga bermanfaat bagisiapapun terutama bagi anda yang berkecimpung di bidang pendidikan.
Klo saya masih jadi siswa,saya pasti menyukai pembelajaran seperti itu. Ga ngebosenin,menyenangkan dan ga bikin ngantuk. Menurut saya ini juga bisa menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan.
Posting Komentar