Halaman

SELAMAT DATANG MY FRIENDS

Senin, 25 April 2011

JAMUR

A.    Ciri-ciri jamur
Ciri-ciri umum  jamur :
·         Sel eukariotik
·         Uniseluler atau multiseluler
·         Dinding sel dari glukan, mannan, kitin
·         Tidak berklorofil (heterotrof)
·         Berkembangbiak secara sexual dan asexual
·         Termasuk Thallophyta
·          
B.    Klasifikasi jamur
Pengelompokan jamur oleh para ahli didasarkan pada struktur tubuh (morfologi) dan reproduksi seksualnya.
Pengelompokan berdasarkan struktur tubuhnya:
·         Khamir : jamur uniseluler, memperbanyak diri dengan budding
·         Kapang: Jamur bermiselium
·         Cendawan : Jamur yang memiliki tubuh buah makroskopis
Pengelompokan jamur berdasarkan reproduksi sexualnya dibedakan 4 golongan yaitu :
1.       Zygomycota
Sekitar 600 spesies jamur telah diidentifikasi masuk ke dalam divisio Zygomycota. Sebagian besar mereka merupakan organisme darat yang hidup di tanah atau pada tumbuhan dan hewan yang membusuk. Ada di antaranya yang membentuk mikorhiza, yaitu
asosiasi saling menguntungkan antara jamur-jamur dari divisio ini dengan tumbuhan tinggi.
Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa
senositik. Septa hanya ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat reproduksi saja. Reproduksi seksualnya melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora.
Contoh yang paling mudah didapat dari anggota divisio ini adalah Rhizopus
stoloniferus (Gambar 6.3). Jamur ini hidup sebagai pengurai sisa organik atau parasit
pada tanaman ubi jalar. Ada pula yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan
makanan seperti roti, nasi, wortel, jambu dan lain-lain. Meskipun demikian ada yang dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi bahan makanan (dalam pembuatan tempe) dan
asam-asam organik yang berguna bagi kita.
Rhizopus stoloniferus dapat berkembang biak secara aseksual.
Prosesnya dimulai dengan spora yang berkecambah tumbuh menjadi hifa senositik yang bercabang-cabang, lalu pada empat hifa tertentu akan tumbuh sporangium yang disangga oleh sporangiofor. Di dalam sporangium terbentuk spora aseksual dalam jumlah besar. Kumpulan sporangiofor ditunjang oleh rizoid yang menyerap makanan dan air dari substratnya. Hifa di antara dua kumpulan sporangiofor yang dinamakan stolon. Dinding sporangium yang sangat rapuh luluh ketika spora menjadi matang. Setelah
sporangium pecah, spora akan bertebaran dibawa angin. Di tempat yang sesuai, spora tersebut akan berkecambah.
Contoh lain Zygomycotina adalah Mucor mucedo. Ia hidup saprofit misalnya pada roti atau kotoran hewan. Jamur ini mempunyai keturunan diploid yang lebih singkat dari
Rhizopus pylobolus yang sering ditemukan tumbuh pada kotoran kuda mempunyai sporangium yang dapat menunjukkan gerak fototropi, yaitu gerak tumbuh membengkoknya sporangium ke arah datangnya cahaya.

2.        Ascomycota
Lebih dari 600.000 spesies Ascomycota telah dideskripsikan.
Tubuh jamur ini tersusun atas miselium dengan hifa bersepta. Pada umumnya jamur dari divisio ini hidup pada habitat air bersifat sebagai saproba atau patogen pada tumbuhan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (lumut kerak).
Ciri khas Ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan membentuk askospora. Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk konidium.
Konidium ini dapat berupa kumpulan spora tunggal atau berantai. Konidium merupakan
hifa khusus yang terdapat pada bagian ujung hifa penyokong yang disebut konidiofor.
Di antara Ascomycota ada yang bersel tunggal, bersel banyak membentuk miselium
dan ada pula yang membentuk tubuh buah. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.
a ) Bersel satu
Saccharomyces cerevisiae, dikenal sebagai ragi atau yeast.
b ) Bersel banyak membentuk miselium
1) Aspergillus oryzae, untuk melunakkan adonan roti.
2) A. wentii, bermanfaat dalam pembuatan kecap.
3) Penicillium notatum, P.chrysogeum menghasilkan antibiotik penisilin.
4) Neurospora crassa, diperoleh dari oncom merah atau tongkol jagung rebus, digunakan untuk penelitian sitogenetika.
c ) Membentuk tubuh buah
Xylaria dan Nectaria, tubuh buah besar, hidup saprofit pada kayu yang membusuk.
Dari berbagai pengamatan secara teliti terhadap jamur tidak semua dapat diketahui cara reproduksi seksualnya. Jamur-jamur yang seperti ini untuk sementara digolongkan ke dalam Deuteromycota (Fungi Imperfecti = Jamur tidak sempurna). Jika suatu saat diketahui fase seksualnya, maka jamur itu digolongkan sesuai dengan alat perkembangbiakan seksualnya. Contohnya jamur Monilia sithophila (jamur oncom), setelah diketahui fase seksualnya membentuk askospora, maka digolongkan ke dalam Divisio Ascomycoya dan diberi nama Neurospora sithophila

a . Genus Saccharomyces
Jamur ini tidak memiliki hifa sebagaimana jamur yang lain. Tubuhnya terdiri atas
sel bulat atau oval. Spesies yang terkenal dari genus Saccharomyces ini adalah jenis
Saccharomyces cerevisiae. Sel-sel Saccharomyces cerevisiae dapat bertunas sehingga membentuk rantai sel yang menyerupai hifa atau hifa semu. Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual.Perkembangbiakan aseksual diawali dengan menonjolnya dinding sel ke luar membentuk tunas kecil. Tonjolan membesar dan sitoplasma mengalir ke dalamnya sehingga sel menyempit pada bagian dasarnya. Selanjutnya nukleus dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu anak inti bergerak ke dalam tunas tadi. Sel anak kemudian memisahkan diri dari induknya
atau membentuk tunas lagi hingga membentuk koloni. Dalam keadaan optimum satu sel dapat membentuk koloni dengan 20 kuncup.
Perkembangbiakan seksual terjadi jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan.
Pada prosesnya, sel Saccharomyces cerevisiae berfungsi sebagai askus. Nukleus-
nya yang diploid (2n) membelah secara meiosis, membentuk empat sel haploid (n). Inti-
inti haploid tersebut akan dilindungi oleh dinding sel sehingga mem-bentuk askospora haploid (n). Dengan perlindungan ini askospora lebih tahan terhadap lingkungan buruk. Selanjutnya, empat askospora akan tumbuh dan menekan dinding askus hingga pecah, akhirnya spora menyebar. Jika spora jatuh pada tempat yang sesuai, sel-sel baru akan tumbuh membentuk tunas, sebagaimana terjadi pada fase aseksual.
Dengan demikian Saccharomyces cerevisiae mengalami fase diploid (2n) dan fase.

3.       Basidiomycota
Ciri-ciri :
·         Sebagian besar makroskopis
·         Hifa bersekat dengan sambungan cepit
·         Memiliki tubuh buah(basidiokap) yang di dalamnya terdapat basidium, kecuali jamur api dan ajmur karat
·         Reproduksi : generatif : membentuk basidiokarp
Contoh :
·         Ganoderma Volvacea
·         Volvariella volvacea
·         Auricularia zipelli
·         Puccinia scitaminea

4.       Deuteromycota
Jarang emmbentuk tubuh buah, dan ukuran makroskopis. Belum dikenal pembiakan generatif, pembiakan secara vegetatif dapat membentuk blatospora (berbentu tunas), arthopora pada benang hifa dan konidia.
Contoh :
·         Mellasezia furfur
·         Monilla sitiphilia
·         Chladosporium
·         Curvularia
·         Aspergillus oryzae

2 komentar:

Antonius Hanas Wirawan mengatakan...

tnyata jamur banyak macamnya yaa..
baguz ni buat nambah pengetahuan..
nice info unn.. :)

Denok Unney mengatakan...

kayaknya dulu biologi kelas 1 udah dibahas deehh..hanas lupa yawwhh..sama-sama..semoga bermanfaat jangan sampai salah makan jamur..heheheheh