Halaman

SELAMAT DATANG MY FRIENDS

Selasa, 10 Mei 2011

Jenis Karangan


·         Narasi
Jenis karangan yang bertujuan untuk menceritakan suatu pokok persoalan. Biasanya disampaikan secara kronologis dan mengandung plot atau rangkaian cerita. Didalamnya ada tokoh yang diceritakan.

·         Deskripsi atau lukisan
Bersifat informatif, yaitu memindahkan kesan dari kerja indra. Berdasarkan hasil pengamatan. Kesan subjektif pengarang tampak menonjol.

·         Eksposisi
Jenis karangan yang bertujuan menerangkan, memaparkan dan memperjelas suatu pokok masalah yang dapat memperluas pengetahuan pembaca. Untuk mempertegas biasanya dilengkapi dengan kata-kata kesaksian, seperti gambar, grafik, dsb. Dalam ekposisi pengarang harus obyektif berdsarkan kenyataan. Dalam ekposisi penutup karangan berupa penegasan.

·         Argumentasi
Jenis karangan yang berisi ide/gagasan yang dilengkapi bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses penalaran yang kritis dan logis dengan tujuan mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya. Dalam aguemntasi epnutup karangan berupa simpulan.

·         Persuasi
Karangan yang disampaikan dengan cara-cara tertentu, bersifat ringkas, menarik dan mempengaruhi secara kuat kepada pembaca sehingga si pembaca terhanyut oleh siratan isinya.

Senin, 25 April 2011

Keaneragaman Hayati


A.   Tingkat keaneragaman hayati
Keaneragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan mulai organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Organisme seluler hingga multiseluler individu sampai tingkat interaksi kompleks. Secara garsi besar, keaneragaman hayati terbagi 3 tingkat yaitu gen, jenis dan ekosistem.
1.     Keaneragaman gen
a.    Menyebabkan variasi antar individu sejenis (satu spesies)
b.    Gen adalah materi yang terdapat dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan ciri organisme.
c.    Variasi gen menyebabkan fenotif dan genotif setiap makhluk hidup berbeda.
d.    Variasi  M. H dapat terjadi sebagai akibat perkawinan maupun akibat interaksi gen dengan lingkungannya.
Contoh :
·         Variasi ras (mongoloid, kaukasoid, negroid,.....) pada manusia.
·         Variasi padi (varietas IR, P 13, Rojolele,......)
·         Variasi mangga ( manalagi, golek, arummanis,....)
·         Dll.

2.    Keaneragaman tingkat jenis
·         Merupakan keneragaman antar species atau emliputi berbagai macam jenis makhluk hidup.
·         Mudah diamati karena perbedaanya sangat mencolok
·         Contoh :
a.    Kelompok palem-peleman : aren, kelapa, siwalan, pinang.
b.    Kelompok burung :itik, ayam, merpati, angsa,......
c.    Dll.

3.    Keaneragaman ekosistem
·         Keneragaman ekosistem diebntuk oleh interaksi antar komponennya yaitu biotik-biotik dan bioti-abiotik. Interaksi bioti-biotik dapat dilihat pada rantai makanan atau jaring –jaring makanan. Sedangkan biotik-abiotik dapat terjadi antara makhluk hidup dengan lingkungan baik fisik (suhum cahaya) dan kimiawi (air, mineral, keasaman).
·         Masing-masing ekosistem memiliki keaneragaman sendiri.
·         Contoh keaneragaman ekosistem di dunia:
a.    Ekosistem lumut : didominasi tumbuhan lumut, hewan berbulu tebal, etrletak pada daerah bersuhu erandah (kutub, puncak gunung)
b.    Ekosistem hutan berdaun jarum : berada pada daerah sub tropis yang bersuhu dingin, tumbuhan berdaun jarum, hewannya beruang.
c.    Ekostem hutan hujan tropis : berada di daerah tropis, ditumbuhi berbagai macam pohon tinggi, tumbuhan khas berupa liana, epifit, hewan antara lain kera dan burung, terbentuk kanopi.
d.    Ekosistem padang rumput : didominasi rumput, berada di aderah beriklim kering, hewan ayng ada mamalia besar, herbivor dan karnivor.
e.    Ekosistem padang pasir : didominasi tumbuahn kaktus, didaerah beriklim panas, hewan antara lain reptilia dan mamalia kecil.
f.    Ekosistem pantai : didominasi oleh formasi pescprae dan formasi baringtoma yang terbentuk pohon atau perdu.

JAMUR

A.    Ciri-ciri jamur
Ciri-ciri umum  jamur :
·         Sel eukariotik
·         Uniseluler atau multiseluler
·         Dinding sel dari glukan, mannan, kitin
·         Tidak berklorofil (heterotrof)
·         Berkembangbiak secara sexual dan asexual
·         Termasuk Thallophyta
·          
B.    Klasifikasi jamur
Pengelompokan jamur oleh para ahli didasarkan pada struktur tubuh (morfologi) dan reproduksi seksualnya.
Pengelompokan berdasarkan struktur tubuhnya:
·         Khamir : jamur uniseluler, memperbanyak diri dengan budding
·         Kapang: Jamur bermiselium
·         Cendawan : Jamur yang memiliki tubuh buah makroskopis
Pengelompokan jamur berdasarkan reproduksi sexualnya dibedakan 4 golongan yaitu :
1.       Zygomycota
Sekitar 600 spesies jamur telah diidentifikasi masuk ke dalam divisio Zygomycota. Sebagian besar mereka merupakan organisme darat yang hidup di tanah atau pada tumbuhan dan hewan yang membusuk. Ada di antaranya yang membentuk mikorhiza, yaitu
asosiasi saling menguntungkan antara jamur-jamur dari divisio ini dengan tumbuhan tinggi.
Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa
senositik. Septa hanya ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat reproduksi saja. Reproduksi seksualnya melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora.
Contoh yang paling mudah didapat dari anggota divisio ini adalah Rhizopus
stoloniferus (Gambar 6.3). Jamur ini hidup sebagai pengurai sisa organik atau parasit
pada tanaman ubi jalar. Ada pula yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan
makanan seperti roti, nasi, wortel, jambu dan lain-lain. Meskipun demikian ada yang dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi bahan makanan (dalam pembuatan tempe) dan
asam-asam organik yang berguna bagi kita.
Rhizopus stoloniferus dapat berkembang biak secara aseksual.
Prosesnya dimulai dengan spora yang berkecambah tumbuh menjadi hifa senositik yang bercabang-cabang, lalu pada empat hifa tertentu akan tumbuh sporangium yang disangga oleh sporangiofor. Di dalam sporangium terbentuk spora aseksual dalam jumlah besar. Kumpulan sporangiofor ditunjang oleh rizoid yang menyerap makanan dan air dari substratnya. Hifa di antara dua kumpulan sporangiofor yang dinamakan stolon. Dinding sporangium yang sangat rapuh luluh ketika spora menjadi matang. Setelah
sporangium pecah, spora akan bertebaran dibawa angin. Di tempat yang sesuai, spora tersebut akan berkecambah.
Contoh lain Zygomycotina adalah Mucor mucedo. Ia hidup saprofit misalnya pada roti atau kotoran hewan. Jamur ini mempunyai keturunan diploid yang lebih singkat dari
Rhizopus pylobolus yang sering ditemukan tumbuh pada kotoran kuda mempunyai sporangium yang dapat menunjukkan gerak fototropi, yaitu gerak tumbuh membengkoknya sporangium ke arah datangnya cahaya.

2.        Ascomycota
Lebih dari 600.000 spesies Ascomycota telah dideskripsikan.
Tubuh jamur ini tersusun atas miselium dengan hifa bersepta. Pada umumnya jamur dari divisio ini hidup pada habitat air bersifat sebagai saproba atau patogen pada tumbuhan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (lumut kerak).
Ciri khas Ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan membentuk askospora. Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk konidium.
Konidium ini dapat berupa kumpulan spora tunggal atau berantai. Konidium merupakan
hifa khusus yang terdapat pada bagian ujung hifa penyokong yang disebut konidiofor.
Di antara Ascomycota ada yang bersel tunggal, bersel banyak membentuk miselium
dan ada pula yang membentuk tubuh buah. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.
a ) Bersel satu
Saccharomyces cerevisiae, dikenal sebagai ragi atau yeast.
b ) Bersel banyak membentuk miselium
1) Aspergillus oryzae, untuk melunakkan adonan roti.
2) A. wentii, bermanfaat dalam pembuatan kecap.
3) Penicillium notatum, P.chrysogeum menghasilkan antibiotik penisilin.
4) Neurospora crassa, diperoleh dari oncom merah atau tongkol jagung rebus, digunakan untuk penelitian sitogenetika.
c ) Membentuk tubuh buah
Xylaria dan Nectaria, tubuh buah besar, hidup saprofit pada kayu yang membusuk.
Dari berbagai pengamatan secara teliti terhadap jamur tidak semua dapat diketahui cara reproduksi seksualnya. Jamur-jamur yang seperti ini untuk sementara digolongkan ke dalam Deuteromycota (Fungi Imperfecti = Jamur tidak sempurna). Jika suatu saat diketahui fase seksualnya, maka jamur itu digolongkan sesuai dengan alat perkembangbiakan seksualnya. Contohnya jamur Monilia sithophila (jamur oncom), setelah diketahui fase seksualnya membentuk askospora, maka digolongkan ke dalam Divisio Ascomycoya dan diberi nama Neurospora sithophila

a . Genus Saccharomyces
Jamur ini tidak memiliki hifa sebagaimana jamur yang lain. Tubuhnya terdiri atas
sel bulat atau oval. Spesies yang terkenal dari genus Saccharomyces ini adalah jenis
Saccharomyces cerevisiae. Sel-sel Saccharomyces cerevisiae dapat bertunas sehingga membentuk rantai sel yang menyerupai hifa atau hifa semu. Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual.Perkembangbiakan aseksual diawali dengan menonjolnya dinding sel ke luar membentuk tunas kecil. Tonjolan membesar dan sitoplasma mengalir ke dalamnya sehingga sel menyempit pada bagian dasarnya. Selanjutnya nukleus dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu anak inti bergerak ke dalam tunas tadi. Sel anak kemudian memisahkan diri dari induknya
atau membentuk tunas lagi hingga membentuk koloni. Dalam keadaan optimum satu sel dapat membentuk koloni dengan 20 kuncup.
Perkembangbiakan seksual terjadi jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan.
Pada prosesnya, sel Saccharomyces cerevisiae berfungsi sebagai askus. Nukleus-
nya yang diploid (2n) membelah secara meiosis, membentuk empat sel haploid (n). Inti-
inti haploid tersebut akan dilindungi oleh dinding sel sehingga mem-bentuk askospora haploid (n). Dengan perlindungan ini askospora lebih tahan terhadap lingkungan buruk. Selanjutnya, empat askospora akan tumbuh dan menekan dinding askus hingga pecah, akhirnya spora menyebar. Jika spora jatuh pada tempat yang sesuai, sel-sel baru akan tumbuh membentuk tunas, sebagaimana terjadi pada fase aseksual.
Dengan demikian Saccharomyces cerevisiae mengalami fase diploid (2n) dan fase.

3.       Basidiomycota
Ciri-ciri :
·         Sebagian besar makroskopis
·         Hifa bersekat dengan sambungan cepit
·         Memiliki tubuh buah(basidiokap) yang di dalamnya terdapat basidium, kecuali jamur api dan ajmur karat
·         Reproduksi : generatif : membentuk basidiokarp
Contoh :
·         Ganoderma Volvacea
·         Volvariella volvacea
·         Auricularia zipelli
·         Puccinia scitaminea

4.       Deuteromycota
Jarang emmbentuk tubuh buah, dan ukuran makroskopis. Belum dikenal pembiakan generatif, pembiakan secara vegetatif dapat membentuk blatospora (berbentu tunas), arthopora pada benang hifa dan konidia.
Contoh :
·         Mellasezia furfur
·         Monilla sitiphilia
·         Chladosporium
·         Curvularia
·         Aspergillus oryzae

VIRUS


A. Sejarah Penemuan Virus
1.      A Meyer (Jerman, 1882)
Menemukan bintik-bintik kekuningan pada daun tembakau. meyer menyemprotkan getah tanaman yang     sakit pada tanaman yang sehat, ternyata menjadi tertular.
2.      D. Ivanomsky (Rusia)
Menyaring getah tanaman tembakau dengan penyaring bekteri, lalu hasilnya dioleskan pada tanaman sehat, ternyata tanaman sehat emnjadi tertular.
3.      M. Beijerink (Belanda, 1897)
Menemukan fakta bahwa organisme penyerang tembakau memiliki sifat :
·         Dapat berproduksi pada tanaman yang ditumpanginya
·         Tidak dapat dibiakkan pada medium pertumbuhan bakteri
·         Tidak mati oleh alkohol
4.      Wendell Stanley (Amerika, 1935)
Berhasil mengkristalkan makhluk yang menyerang tembakau dan akhirnya dinamakan TMV (Tobaco Mosaic Virus)

B.     Ciri-ciri virus
Virus merupakan “metaorganisme” atau organisme peralihan.
Adapun ciri-ciri virus adalah :
·         Ukuran lebih kecil dari bakteri (2 – 20 milimikron)
·         Hanya dapat berkembangbiak pada jaringan hidup
·         Tidak memiliki protoplasma]
·         Hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron
·         Dapat dikristalkan
·         Asam nukleat terdiri dari AND atau ARN
·         Aseluler

C.     Perkembangbiakan Virus
Virus memerlukan lingkungan sel yang hidup untuk berkembangbiak. Oleh karena itu menginfeksi sel bakteri, sel kuman, sel tumbuhan maupun manusia.
Twort (1916) dan d’Herelle (1917) adalah 2 orang ilmuwan yang menemukan virus penyerang bakteri yang menyebabkan bakteri lisis (pecah). Virus tersebut disebut bakteriofag dan contoh bakterinya adalah Escherechia coli.
Ada 2 macam daur hidup virus yaitu litik dan lisogenik.
1.      Daur hidup litik
Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi dan infeksi, fasr replikasi, fase perakitan dan fase pembelahan virus baru (fase lisis)
2.      Daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi dan infeksi, fase penggabungan dan fase pembelahan.

D.      Peranan Virus dalam kehidupan manusia
Peranan virus yang menguntungkan diantaranya adalah :
·         Sebagai vektor dalam rekayasa genetika
·         Penghasil vaksin
Virus pada umumnya merugikan karena dapat menimbulkan penyakit.
a.       Penyakit pada tumbuhan
·         Mozaik: bercak kuning pada daun tembakau, kacang,  kedelai, tomat, dan kentang.
·         CVPD : kerusakan pada folem tanaman jeruk.
b.      Penyakit pada hewan
·         Polyma : penyebab tumor pada ternak
·         Rhabdivirus : pemyebab rabies
c.       Penyakit pada manusia
·         Inlfuenza : oleh virus ortho myxovirus
·         Hepatitis : Virus hepatitis A, B, dan C
·         Polio : Oleh poliovirus yang merusak selaput otak dan sel syaraf tepi
·         AIDS : Virus HIV
·         SARS : oleh Corona virus
·         Rabies : oleh virus Rabies
·         Flu burung : oleh virus flu burung dari galur HSN 1

Kamis, 14 April 2011

Membaca Mencari Informasi Spesifik (Scanning Reading)


A.    Membaca
Membaca adalah proses psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis. Membaca melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami, dan pengalaman pembacanya. (Cole)
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. (Henry Guntur Tarigan, 1979:9)

B.     Membaca Cepat (Scanning Reading)
Membaca cepat adalah sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila waktu bacanya semakin sedikit dan tingkat pemahamannya semakin tinggi, maka dikatakan bahwa kecepatan baca orang tersebut semakin meningkat.
Faktor-faktor penentu kecepatan Baca:
·         Gerak mata
Waktu membaca mata bergerak mengikuti baris tulisan guna mengenali kata demi kata untuk diketahui artinya, selanjutnya seluruh kalimat. Pembaca yang terlatih dan biasa membaca, gerak matanya lebih cepat. Untuk meningkatkan rentang pandangan, maka pandangan keliling mata kita perlu diperluas.
·         Kosa kata
Bilamana pembaca menghadapi bahan bacaan yang semua kata-katanya telah diketahui, tentu pembaca dapat membaca dengan kecepatan yang maksimal tanpa terganggu pemahamannya.
·         Konsentrasi
Agar dapat membaca dengan efektif kita harus memusatkan perhatian kepada yang kita baca
Faktor-faktor penghambat kecepatan baca:
·                          Vokalisasi, yaitu membaca sambil bersuara atau mengucapkan kata demi kata yang
   dibacanya.
·         Gerakan bibir pada waktu membaca baik bersuara mauapun tak bersuara.
·         Gerakan kepala mengikuti kata-kata yang dibacanya.
·         Menunjuk (dengan jari atau alat lain) kata-kata yang dibaca pada waktu membaca.
·         Regresi, yaitu gerakan mata melihat kembali beberapa kata yang telah dibacanya.
·         Subvokalisasi, yaitu melafalkan apa yang dibacanya dalam hati atau pikiran.